Sign by Danasoft - Get Your Free Sign

HIDUP UNTUK REPOT ??!

Sunday, March 9, 2008

Pagi ini, seperti biasanya, aku berangkat ke kantor. Berjalan kaki dengan tenang dan tidak tergesa. Jarak kantor dengan tempat kost aku, tidaklah terlalu jauh. Selain bisa berhemat, itung-itung berolahraga dan menikmati keindahan ciptaan-Nya. Sesampai di kantor, rekan sejawatku sudah banyak yang hadir. Kegiatan rutin pertama kali adalah menjabat tangan rekan dengan gender sejenis. Dapat mempererat tali silaturahim, begitu kata orang bijak. Setelah bercanda sana-sini, baru aku menuju meja kerjaku. Kuletakkan tas dan aku duduk di singgasanaku yang kurasakan paling nyaman. Di tempat aku kerja.

Hari itu, tak banyak kegiatan yang kulakukan. Menunggu mahasiswa-mahasiswa yang akan kuliah. Aku mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Setelah mereka siap, aku menuju ke kelas mereka. Agendanya adalah pengenalan silabus karena mahasiswaku tersebut baru memulai hari pertama kuliah di semester baru. Tak terasa hampir satu setengah jam aku berada di kelas itu. Kuakhiri saja kelas dan meninggalkan mereka.

Begitu aku kembali ke ruang dosen, kulihat salah seorang rekan kerjaku akan keluar. Spontan aku bertanya kepadanya, ”Ibu, mau kemana ?”. Pertanyaanku tersebut cukup membuatnya menghentikan langkahnya. ”Saya mau ke kantor Akper terus sekalian fotokopi. Mau ikut ?” tawarnya kepadaku. Hm....ke kantor Akper? ”Mau. Kebetulan ada yang ingin saya cari. Tapi sebentar, saya ambil dompet dulu.” jawabku.

Selang berikutnya, kami sudah berjalan beriringan menuju tempat parkir sepeda motor. Beliau mengambil sepeda motor miliknya dan menaikinya. Dengan santai, aku membonceng di belakang beliau. Dalam perjalanan menuju ke kantor Akper yang letaknya tidak terlalu jauh, aku mencoba menanyakan satu pertanyaan kepadanya. Ya....sekedar perbincangan ringan, menurutku.

”Bu, boleh saya menanyakan sesuatu ?” tanyaku. ”Boleh...”
”Sebenarnya manusia itu hidup untuk apa sih, Bu?” tanyaku lagi.
Beliau tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaanku itu. Hanya beberapa detik setelah aku menutup mulut, beliau menjawab, ”Untuk repot....!”
Kontan aku terkejut dengan jawaban beliau. Entah itu begitu saja terucap atau memang pengalaman beliaulah yang saat itu menjawab pertanyaannku.

”Untuk repot ?....Maksud Ibu ?” tanyaku meminta penjelasan.
”Ya, iya. Manusia itu hidup untuk repot. Coba dipikir. Manusia yang belum memiliki pasangan hidup. Dia pasti akan mencari pasangannya kan? ” jelasnya.
”Iya.” jawabku singkat.
”Nah, Mbak kan tahu, orang yang menikah itu pasti repot. Dia harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan pas.” Beliau menghentikan penjelasannya sejenak. Seolah memberikan kesempatan kepadaku untuk mencernanya. Iya, ya, pikirku.
”Terus, setelah menikah pasti mereka punya keinginan untuk segera mendapatkan keturunan. Mendapatkan anak. Iya, kan? Padahal, setelah mereka benar-benar mendapatkannya. Yang dihadapi adalah kerepotan-kerepotan yang tidak kunjung usai. Satu dapat diatasi, bisa dipastikan kerepotan yang lain akan muncul. Begitu, kan?” jelasnya lebih lanjut.

”Iya, ya, Bu. Manusia hidup itu memang harus repot. Kalau nggak mau repot, ya jangan hidup. Karena memang itulah yang akan ditemuinya sampai menjelang ajal menjemput.” simpulku saat itu.

Perbincangan singkat itu, mau tidak mau membuatku berpikir.
Manusia hidup untuk repot.

Aplikasinya memang begitu. Tapi, kalau kita mau benar-benar menelaah lebih dalam lagi, dibalik semua kerepotan tersebut, tersimpan janji Tuhan aku ( Allah SWT ). Janji berupa anugerah yang tidak dapat dinilai dan digantikan oleh apapun di bumi ini. Janji yang sudah tercantum dengan sangat jelas (bahkan diulang sampai 2 kali) didalam Al-Qur’an surat Al-Insyiroh ayat 5 dan 6. Yang diterjemahkan sebagai berikut : ”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Tuhan aku ( Allah SWT ), bila sudah berjanji pasti menepati janjinya. Kelanjutan dari kedua ayat tersebut diatas, dapat kita jadikan pegangan dalam menjalani kehidupan. Yaitu : ”Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah, hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyiroh : 7 dan 8).

Jadi, walau kehidupan kita penuh dengan ”kerepotan”. Jalanilah dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Karena dibalik semua itu, telah menanti kenikmatan tiada tara yang telah dijanjikan oleh Tuhan aku ( Allah SWT ).

TANGISAN CHRISYE :………KETIKA MULUT TAK LAGI BERKATA

Wednesday, January 30, 2008

Saya dapatkan artikel ini dari seorang sahabat di Jakarta. Beliau mengirimkannya melalui email. Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah judul (subyek) email dari beliau, yaitu TANGISAN CHRISYE. Sosok berhati lembut yang sudah lebih dulu dijemput Sang Khalik.

Saya simpan isi email tersebut di laptop supaya saya berkesempatan membacanya setiap saat. Kata demi kata tidak saya lewatkan hingga tanpa terasa HATI SAYA MENDESIR DAN BERGETAR. Perlahan saya rasakan sesuatu yang hangat keluar dari sudut mata saya dan ia mengalir pelan menyusuri kulit pipi saya. Ya, Allah....SAYA MENANGIS !

Silakan Anda meluangkan waktu sejenak untuk membaca artikel ini dengan hati Anda !

Penyair Taufiq Ismail menulis sebuah artikel tentang Krismansyah Rahadi (1949-2007) di majalah sastra HORISON.

Di tahun 1997 saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara, dan dia berkata, "Bang, saya punya sebuah lagu. Saya sudah coba menuliskan kata-katanya, tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?" Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan mesti selesai. Dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline sebulan itu bolehlah. Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut keterangan berapa baris lirik diperlukan, dan untuk setiap larik berapa jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye menginginkan puisi relijius.

Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul. Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di ujung minggu keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi kalau ide memang macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan harinya dan saya mau bilang, " Chris, maaf ya, macet. Sori." Saya akan kembalikan pita rekaman itu. Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin. Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi, A'udzubillahi minasy syaithonirrojim. "Alyauma nakhtimu 'alaa afwahihim, wa tukallimuna aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanu yaksibuun" saya berhenti. Maknanya, "Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah mereka lakukan." Saya tergugah. Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa!

Saya hidupkan lagi pita rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke larik-larik lagu tersebut. Pada mulanya saya ragu apakah makna yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke dalamnya. Bismillah.

Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik itu selesai. Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata. Keesokannya dengan lega saya berkata di telepon," Chris, alhamdulillah selesai". Chrisye sangat gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut. Berikutnya hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris Chrisye menangis, menyanyi lagi, menangis lagi, berkali-kali.

Di dalam memoarnya yang dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye ? Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309), bertutur Chrisye: Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan misterius yang tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benar mencekam dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu.
Baru dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi.Yanti sampai syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu. Taufiq memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.

Lirik itu begitu merasuk dan membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa tak berdayanya manusia ketika hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah. Saya akhirnya menelepon Taufiq dan menceritakan kesulitan saya. "Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65..." kata Taufiq. Ia menyarankan saya untuk tenang saat menyanyikannya. Karena sebagaimana bunyi ayatnya, orang memang sering kali tergetar membaca isinya. Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi. Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan oleh lagu sendiri! Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu, langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia, saya lalu mengajak Yanti ke studio, menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu hingga selesai. Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling autentik, dan tak terulang! Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari!

Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-benar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman batin saya yang paling dalam selama menyanyi.

Penuturan Chrisye dalam memoarnya itu mengejutkan saya. Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir sedemikian sensitif dan luarbiasanya, dengan saksi tetesan air matanya. Bukan main. Saya tidak menyangka sedemikian mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan Hari Akhir di hari kiamat kelak.

Mengenai menangis ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi pada Iin Parlina dengan lagu Rindu Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin biasanya cuma kuat menyanyikannya dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan menunduk dan membelakangi penonton menahan sedu sedannya. Demikian sensitif dia pada shalawat Rasul dalam lagu tersebut.

Setelah rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata selesai, dalam peluncuran album yang saya hadiri, Chrisye meneruskan titipan honorarium dari produser untuk lagu tersebut. Saya enggan menerimanya. Chrisye terkejut.

"Kenapa Bang, kurang?" Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi saluran saja. Jadi saya tak berhak menerimanya.

Bukankah itu dari Surah Yasin ayat 65, firman Tuhan? Saya akan bersalah menerima sesuatu yang bukan hak saya. Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai pendirian saya, tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye menemukan jalan keluar. "Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini, agar administrasi rapi. Kalau Abang merasa bersalah, atau berdosa, nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan Maha Pengampun ' kan ?"

Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.

Pada subuh hari Jum'at, 30 Maret 2007, pukul 04.08, penyanyi legendaris Chrisye wafat dalam usia 58 tahun, setelah tiga tahun lebih keluar masuk rumah sakit, termasuk berobat di Singapura. Diagnosis yang mengejutkan adalah kanker paru-paru stadium empat. Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem. Semoga penyanyi yang lembut hati dan pengunjung masjid setia ini, tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang amal salehnya serta menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga terbuka lebar baginya. Amin. #

SELAMAT JALAN MANTAN PRESIDEN .....!

Sunday, January 27, 2008

Hari ini tepat tanggal 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB, mantan presiden H. M. Suharto tutup usia. Setelah berjuang dengan kesehatan yang fluktuatif selama 24 hari, akhirnya sampai juga beliau pada satu titik. Kekuasaan Tuhan yang tidak ada seorang hamba pun kuasa menghindar atau pun menolaknya.


Beliau wafat di saat putusan status hukum beliau belum ditentukan. Situasi yang sama ketika presiden RI pertama yaitu Sukarno wafat.

Untuk sementara, paling tidak selama 7 hari ke depan, beliau masih layak mendapat penghormatan. Aliran doa akan mengalir di antara hari-hari tersebut. Sejenak kita menundukkan kepala dan mendendangkan doa, terlepas dari semua kesalahan yang pernah beliau perbuat. Seperti cuplikan kata-kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono berikut ini :

"Saya mengajak seluruh rakyat untuk berdoa agar arwah almarhum diterima di sisi Allah. Kita doakan agar keluarga diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan dan dapat menyongsong hari esok yang lebih baik," ucap SBY.

"Saya ajak rakyat memberikan penghormatan tertinggi kepada putra terbaik bangsa atas jasa-jasanya," kata SBY lalu mengajak umat Islam membacakan surat Al Fatihah. Wapres JK ada di belakang SBY. Sedangkan para menteri berada di sebelah kanan SBY.

Sebesar apapun kesalahan beliau, itu merupakan bagian dari nash Allah. Kita sebagai hamba yang cerdas, hendaknya lebih pandai dalam menangkap hikmah dan pelajaran dari padamnya nyala lilin kehidupan seorang Suharto. Akhirnya kelak kita pun pasti menghadapi hal yang sama.

TEH..........UKAH ENGKAU ?

Friday, January 25, 2008

Sebuah penelitian baru berhasil mengungkap TEH juga bermanfaat untuk MENCEGAH BAU NAPAS TAK SEDAP.

Masalah napas tak sedap disebabkan komponen sulfur kotor yang mudah menguap dari bakteri yang berkembang dalam lingkungan kurang oksigen seperti belakang lidah dan celah gusi.

Para peneliti Amerika meneliti pengaruh POLYPHENOL, sebuah komponen kimia yang ditemukan dalam teh, pada tiga spesies bakteri yang dihubungkan dengan napas tak sedap. Mereka menemukan konsentrasi polyphenol yang relatif rendah dapat merangsang pertumbuhan bakteri pemicu napas tak sedap.

Menurut Prof. Christine Wu dari Universitas Illinois, Chicago yang mempresentasikan penemuan penelitian ini dalam pertemuan tahunan America Society for Microbiology mengatakan, RATA-RATA SATU CANGKIR TEH HITAM MEMILIKI KEKUATAN MEMBUNUH BAKTERI PENYEBAB NAPAS TAK SEDAP. Meski begitu tetap diperlukan lebih banyak bagi bakteri yang menyebabkan napas tak sedap dalam gusi.

Secangkir teh dengan kekuatan normal cukup untuk membunuh bakteri pada lidah. Selain menghambat pertumbuhan patogen dalam mulut, teh hitam dan polyphenolnya bermanfaat bagi kesehatan mulut manusia dengan menekan komponen penyebab napas tak sedap yang dihasilkan bakteri patogen.

Sumber : Koran Harian Surya, Januari 2008.

GORESAN HATI DI BADAN JAGUAR

Monday, January 21, 2008

Seorang pengusaha muda dan kaya baru saja membeli sebuah mobil mewah, sebuah Jaguar. Sore ini, ia memilih menikmati kemewahan Jaguarnya itu. Dengan kekuatan penuh, dipacunya mobil itu mengelilingi jalanan sekitar lingkungannya.

Di tepi jalan, tampaklah beberapa anak yang sedang asyik bermain sambil melempar sesuatu. Tiba-tiba dia melihat sesuatu terlempar dari balik mobil-mobil yang diparkir di jalan. Ternyata itu adalah sebuah batu yang kemudian tepat menimpa Jaguarnya. Sisi mobil itu pun koyak, tergores batu yang dilemparkan seseorang.

Citt....ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, dimundurkannya mobil itu mendekati tempat asal batu tadi terlempar. Jaguar yang tergores bukanlah hal sepele. Terlebih hal itu dilakukan oleh orang lain. Dengan amarah yang memuncak, ia tergesa keluar dari mobilnya. Seorang anak yang paling dekat dengannya, ia tarik dan ia pojokkan pada sebuah mobil.

”Apa yang telah kaulakukan !!! Lihat perbuatanmu pada mobilku !! Perhatikan goresan itu !!”, teriaknya sambil menunjuk goresan di mobilnya.

Sang anak tampak ketakutan dan berusaha meminta maaf. ”Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Air mukanya tampak sedih dan tangannya memohon ampun. ”Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti...”

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi, anak itu menunjuk ke suatu arah di dekat mobil-mobil parkir tadi. ”Itu disana ada kakakku. Dia tergelincir dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, ia terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang ia keaskitan.”

Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu, ”Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda ? Tolonglah, kakakku terluka tapi ia terlalu berat untukku.”

Pengusaha muda itu terdiam. Ia hanya menelan ludah. Segera diangkatnya anak yang cacat itu menuju kursi rodanya. Lalu, diambilnya saputangan mahal miliknya untuk mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.

”Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatanmu,” ujar kedua anak itu.

Mendengar ucapan anak itu, kembali pengusaha muda itu tertegun. Dengan pelan ia berlalu meninggalkan kedua anak tersebut. Berjalan menuju Jaguar kesayangannya. Sejenak ia tatap goresan di badan mobil itu. RUPANYA TUHAN MENGINGATKAN DIRINYA DENGAN CARA SEPERTI ITU.

Sahabat, kadang memang ada yang akan ”melemparkan batu” buat kita, agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu itu pada kita.

Tulisan ini diperoleh dari majalah LPUQ.

KESERINGAN GOSOK GIGI, ........ BAHAYA NGGAK YA ?

Monday, January 14, 2008

Gigi putih dan bersih adalah dambaan setiap orang....
Bisa juga dijadikan sebagai patokan atau ukuran kecantikan seseorang....
Tidak sedikit orang yang berjuang mati-matian untuk mendapatkan gigi yang putih dan bersih. Khususnya kaum wanita. Nggak lucu dong kalau orangnya cantik banget tapi saat tersenyum, WUIH....yang terlihat adalah dereran gigi berwarna kusam dan kurang sedap dipandang mata. WAH...bisa lari nih yang lihat !

Salah satu upaya yang mungkin dilakukan adalah dengan.....
MENGGOSOK GIGI SESERING KITA MAU. Tapi, pertanyaan yang kemudian akan muncul adalah.....
KALAU MENGGOSOK GIGINYA SAMPAI 5 KALI SEHARI, GIMANA TUH ? Merusak lapisan gigi nggak ? Trus, idealnya berapa kali dan kapan kita sikat gigi ?

Hehe....segala sesuatu yang berlebihan memang hasilnya belum tentu baik. Maksudnya mungkin baik....hanya caranya saja yang perlu sedikit diluruskan.

Menggosok gigi sampai 5 kali sehari, rasanya berlebihan. Kebiasaan tersebut justru bisa merusak gigi. KENAPA BEGITU ? Dalam pasta gigi terdapat bahan yang bersifat abrasif. Akibatnya, eamil gigi akan semakin tipis dan menjadi lebih sensitif.

YANG PALING BAIK, cukup sikat gigi sehari 2 kali, SETELAH SARAPAN PAGI dan SEBELUM TIDUR MALAM. Kalau ingin menghilangkan kotoran yang menempel di gigi, terutama setelah makan, sebaiknya berkumur dengan air putih.

Nah,.....Anda sendiri bagaimana ? Sudahkah menggosok gigi secara teratur ? Atau malah sibuk ngeliatin gigi orang lain ? Hehe......

 
Free new blogger template ABSTRACT MIND Design by Pannasmontata             Powered by    Blogger